Poros Bumi Bergeser

Senin, 01 Agustus 2011

Seorang ahli astronomi asal Minneapolis, Profesor Parke Kunkle, berpendapat bahwa posisi sumbu bumi mengalami pergeseran akibat daya tarik gravitasi bulan terhadap ekuator bumi. Pergeseran ini menyebabkan perubahan dalam astrologi. Horoskop yang semula 12 bintang bertambah, kini menjadi 13 bintang.

Astrologi ditetapkan berdasarkan posisi matahari terhadap susunan rasi bintang tertentu pada hari seseorang dilahirkan. Namun masalahnya, posisi tersebut ditentukan lebih dari 2000 tahun yang lalu. Dengan bintang-bintang yang sudah bergeser sekarang ini, timbul ketidakcocokan antara pandangan astrologi dengan ilmu astronomi. 

"Astrologi seakan memberitahu kita posisi matahari berada di satu tempat, sedangkan astronomi mengatakan letaknya di posisi berbeda," ujar Joe Rao, kolumnis situs SPACE.com dan pengajar di Hayden Planetarium New York.

Sementara zodiak baru yang hadir, Ophiuchus, sebenarnya sudah ada sejak lama, tepatnya sejak era peradaban bangsa Babylonia memberi nama 13 konstelasi bintang di langit. Belakangan bangsa Babylonia menghapus Ophiuchus agar jumlah zodiak sama dengan jumlah bulan dalam setahun.
Berikut ini adalah pembagian astrologi baru pasca pergeseran sumbu bumi.

Aquarius: 17 Februari-11 Maret
Pisces: 12 Maret-18 April
Aries: 19 April-13 Mei
Taurus: 14 Mei-21 Juni
Gemini: 22 Juni-20 Juli
Cancer: 21 Juli-10 Agustus
Leo: 11 Agustus-16 September
Virgo: 17 September-30 Oktober
Libra: 31 Oktober-23 November
Scorpio: 24 November-29 November
Ophiuchus: 30 November-17 Desember
Sagitarius: 18 Desember-20 Januari
Capricorn: 21 Januari-16 Februari
Read More ==> Poros Bumi Bergeser

Kamis Dini Hari, Salah Satu Gerhana Bulan Terlama

Rabu, 15 Juni 2011

      Peneliti astronomi dan astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, menyatakan peristiwa Kamis dini hari nanti berpeluang menjadi salah satu gerhana bulan total terlama sepanjang sejarah. "Lamanya saat total sekitar 100 menit karena posisi bulan nanti dekat dengan pusat bayangan bumi," ujar Thomas.
Ia menjelaskan, lama gerhana bulan total memang bergantung pada pertama, jarak lintasan bulan terhadap pusat bayangan bumi, dan kedua, jarak bulan terhadap bumi.
Secara umum, kata Thomas, tidak ada dampak signifikan dari gerhana bulan tersebut. Salah satu yang mungkin akan menarik perhatian adalah kemungkinan pasang air laut maksimum. "Hal tersebut terjadi karna posisi bumi, bulan, dan matahari hampir berbentuk garis lurus. Efek gabungan ketiganya adalah pasang maksimum," ujarnya.
Gerhana bulan total nanti bisa dilihat di seluruh wilayah Indonesia tanpa terkecuali. Hanya saja khusus untuk masyarakat yang tinggal di wilayah Papua tidak akan bisa melihat fase akhir dari gerhana bulan total karena saat itu sudah pagi. "Namun dari wilayah Indonesia barat hingga tengah akan bisa menyaksikan seluruh fase dari gerhana tersebut," kata Thomas.
Read More ==> Kamis Dini Hari, Salah Satu Gerhana Bulan Terlama